Standard Operating Procedure Pada Layanan TI

Saturday, April 17, 2021

Standard Operating Procedure Pada Layanan TI


Standard Operating Procedure (SOP) adalah sistem yang disusun untuk memudahkan, merapikan, dan menertibkan pekerjaan tersebut. SOP hadir dalam bentuk dokumen yang berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk membantu menyelesaikan pekerjaan untuk memperoleh hasil kerja efektif dari pekerja dengan biaya serendah-rendahnya.

Tujuan pembuatan SOP adalah untuk menjelaskan perincian atau standar yang tetap mengenai aktivitas pekerjaan yang berulang-ulang yang diselenggarakan dalam suatu organisasi. SOP yang baik adalah SOP yang mampu menjadikan arus kerja yang lebih baik, menjadi panduan untuk karyawan baru, penghematan biaya, memudahkan pengawasan, serta mengakibatkan koordinasi yang baik antara bagian-bagian yang berlainan dalam perusahaan.

SOP adalah penetapan tertulis mengenai apa yang harus dilakukan, kapan, dimana dan oleh siapa dan dibuat untuk menghindari terjadinya variasi dalam proses pelaksanaan kegiatan oleh pegawai yang akan mengganggu kinerja organisasi secara keseluruhan.

Tahapan terpenting dalam penyusunan SOP 

  1. Analisis sistem dan prosedur kerja.
  2. Analisis tugas yang meliputi, analisis, keterangan tugas, spesifikasi tugas, penilaian tugas, dan pengukuran kerja.
  3. Analisis prosedur kerja.

Proses utama penyusunan SOP terdiri atas tiga kegiatan utama yaitu: 

Requirement discovery yang memuat identifikasi masalah dan pemecahannya.

Data modeling yaitu teknik mendokumentasikan data.

Process modeling, berupa teknik organisasi dan dokumentasi struktur dan data pada seluruh proses, kebijakan dan prosedur yang akan diimplementasikan.

Saat ini, pengelolaan teknologi informasi (TI) di suatu organisasi tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Besarnya investasi organisasi pada TI menuntut organisasi untuk mengelola TI dengan lebih bijak dan teliti.Terkait dengan pengelolaan TI terdapat standar pedoman antara lain :

COBIT : standar kontrol yang umum terhadap teknologi informasi, dengan memberikan kerangka kerja dan kontrol terhadap teknologi informasi yang dapat diterima dan diterapkan secara internasional.
 
ITIL  : mencakup beberapa kerangka kerja yang diadaptasi dari kelima publikasi inti. Kerangka kerja ini akan ditinjau secara berkala dan diperbarui seiring dengan perkembangan teknologi. Setiap kerangka memberikan praktik terbaik untuk setiap fase utama dari siklus hidup sistem manajemen layanan IT.

ISO/IEC 38500 : merupakan standar yang memberikan prinsip umum mengenai peran dan manejemen IT governance dengan tanggungjawab Dapat digunakan secara luas untuk semua jenis dan ukuran organisasi baik perusahaan privat maupun publik termasuk organisasi non profit.

ISO/IEC 27001 : merupakan suatu kerangka kerja untuk ISMS dimana seluruh elemen dalam organisasi memonitor dan mengendalikan pengamanan, meminimalkan risiko dan memastikan kesesuaian terhadap standar

CMMI : meningkatkan proses suatu organisiasi dengan menunjukkan keuntungan terukur dari tujuan bisnis dan visinya. Suatu organisasi dapat mengorganisasikan dan memprioritaskan metodologi, SDM, dan aktivitas bisnisnya melalui kerangka kerja yang diberikan oleh CMMI. Kerangka kerja ini mendukung koordinasi antar aktivitas yang multidisiplin dan pemikiran yang sistematis.

Balanced Scorecard : sistem manajemen yang bertujuan untuk menerjemahkan tujuan strategis organisasi ke dalam serangkaian tujuan kinerja yang, pada gilirannya, diukur, dipantau, dan diubah jika perlu untuk memastikan bahwa tujuan strategis organisasi terpenuhi.

Six Sigma : metode dalam manajemen produksi yang berfokus pada peningkatan kualitas produksi. Peningkatan kualitas yang dimaksud adalah dengan memperbaiki proses serta mengidentifikasi dan meminimalisasi cacat produk. Selain itu, upaya lainnya juga dilakukan dengan mengurangi pemborosan agar menghasilkan produk dan layanan yang lebih baik, lebih murah, dan lebih cepat.





Sumber:

0 comments :

Post a Comment