Agama dan Masyarakat

Monday, October 21, 2019

Agama dan Masyarakat



Pengertian Agama


Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan.Banyak agama memiliki narasi, simbol, dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup dan / atau menjelaskan asal usul kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan mereka tentang kosmos dan sifat manusia, orang memperoleh moralitas, etika, hukum agama atau gaya hidup yang disukai. Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di dunia.



Fungsi Agama


Fungsi agama dalam masyarakat ialah sumbangan untuk mempertahankan nilai-nilai didalam masyarakat, sebagaimana usaha-usaha aktif yang berjalan terus menerus maka dengan adanya agama maka stabilitas suatu masyarakat akan tetap terjaga. 

Sehingga agama atau kepercayaan mengambil peranan yang penting dan menempati fungsi-fungsi yang ada dalam suatu masyarakat, karena pada dasarnya setiap agama mengandung nilai-nilai edukatif yang telah dianggap baik dan benar dalam sebuah agama atau dalam pandangan suatu masyarakat. Dimana nilai-nilai pendidikan yang telah diajarkan oleh suatu agama dipegang oleh setiap pemeluknya untuk dapat diamalkan secara terus menerus, sehingga nilai-nilai pendidikan tersebut dapat diwariskan secara turun-temurun dalam suatu masyarakat.

Sebagai fungsi penyelamat agama memberikan pelayanan bagi pemeluknya untuk dapat menikmati kebahagiaan hidup didunia maupun keselamatan bagi alam sesudahnya yaitu alam akhirat. Keabadian bagi kehidupan yang lain sesudahnya alam dunia sebenarnya menjadi tujuan beberapa agama dikarenakan itu untuk menyelamtkan kehidupan manusia, maka agama memberikansuatu jalan keluar berupa upacara-upacara keagamaan, perintah, peraturan-peraturan yang harus dijalankan oleh pemeluk suatu agama. 

Selain itu agama juga berperan untuk menciptakan suatu perdamaian bagi masyarakat dan sebagai alat yang dapat dijadikan sebagai penumbuh rasa solidaritas, untuk menciptakan iklim damai tersebut. Mengenai hubungan agama atau kepercayaan dengan kreatifitas bahwa suatu kepercayaan agama memberikan harapan bagi para penganutnya, dengan harapan orang berusaha membuat yang terbaik untuk membujuk yang dipercayai.




Dimensi Komitmen Agama


Menurut Roland Robertson (1984):


a.      Dimensi keyakinan, mengandug perkiraan atau harapan bahwa orang yang religius akanmenganut pandangan teologis tertentu, bahwa ia akan mengikuti kebenaran ajaran-ajarantertentu.

b.      Praktek agama mencakup perbuatan-perbuatan memuja dan berbakti yaitu perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama secra nyata. Ini menyangkut hal yang berkaitan dengan seperangkat upacara keagamaan, perbuatan religius formal, perbuatanmulia, berbakti tidak bersifat formal, tidak bersifat publik dan relatif spontan.

c.       Dimensi pengalaman memperhitungkan fakta, bahwa semua agama mempunyai perkiraan tertentu, yaitu orang yang benar-benar religius pada suatu waktu akan mencapai pengetahuan yang langsung dan subjektif tentang realitas tertinggi, mampu berhubungandengan suatu perantara yang supernatural meskipun dalam waktu yang singkat.

d.      Dimensi pengetahuan dikaitkan dengan perkiraan bahwa orang-orang yang bersikapreligius akan memiliki informasi tentang ajaran-ajaran pokok keyakinan dan upacarakeagamaan, kitab suci, dan tradisi-tradisi keagamaan mereka.

e.      Dimensi konsekuensi dari komitmen religious berbeda dengan tingkah laku perseorangan dan pembentukan citra pribadinya




3 Tipe Kaitan Agama Dengan Masyarakat


Kaitan agama dengan masyarakat dapat mencerminkan tiga tipe, meskipun tidak menggambarkan sebenarnya secara utuh (Elizabeth K. Nottingham, 1954), yaitu:


1.     Masyarakat yang terbelakang dan nilai- nilai sacral

Masyarakat tipe ini kecil, terisolasi, dan terbelakang. Anggota masyarakat menganut agama yang sama. Oleh karenanya keanggotaan mereka dalam masyarakat, dalam kelompok keagamaan adalah sama.

                         
2.     Masyarakat- masyarakat pra- industri yang sedang berkembang

Keadaan masyarakat tidak terisolasi, ada perkembangan teknologi yang lebih tinggi daripada tipe pertama. Agama memberikan arti dan ikatan kepada sistem nilai dalam tipe masyarakat ini. Dan fase kehidupan sosial diisi dengan upacara- upacara tertentu.


3.     Masyarakat- masyarakat industri secular

                      Masyarakat industri bercirikan dinamika dan teknologi semakin berpengaruh terhadap semua aspek kehidupan, sebagian besar penyesuaian- penyesuaian terhadap alam fisik, tetapi yang penting adalah penyesuaian- penyesuaian dalam hubungan kemanusiaan sendiri. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai konsekuensi penting bagi agama, Salah satu akibatnya adalah anggota masyarakat semakin terbiasa menggunakan metode empiris berdasarkan penalaran dan efisiensi dalam menanggapi masalah kemanusiaan, sehingga lingkungan yang bersifat sekular semakin meluas. Watak masyarakat sekular menurut Roland Robertson (1984), tidak terlalu memberikan tanggapan langsung terhadap agama. Misalnya pemikiran agama, praktek agama, dan kebiasaan- kebiasaan agama peranannya sedikit.



Pelembagaan Agama

Lembaga keagamaan adalah organisasi yang dibentuk oleh umat beragama dengan maksud untuk memajukan kepentingan keagamaan umat yang bersangkutan di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup keagamaan masing-masing umat beragama.


Lembaga Keagamaan di Indonesia


Islam    : Majelis Ulama Indonesia (MUI)

Kristen : Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI)

Katolik : Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI)

Hindu   : Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI)

Budha  : Perwakilan Umat Buhda Indonesia (WALUBI)


Fungsi Lembaga Keagamaan

Lembaga keagamaan yang ada di Indonesia pada umumnya berfungsi sebagai berikut:

1.       Tempat untuk membahas dan menyelesaikan segala masalah yang menyangkut keagamaan.

2.       Memelihara dan meningkatkan kualitas kehidupan beragama umat yang bersangkutan.

3.       Memelihara dan meningkatkan kerukunan hidup antar umat yang bersangkutan.

4.       Mewakili umat dalam berdialog dan mengembangkan sikap saling menghormati serta kerjasama dengan umat beragama lain.

5.       Menyalurkan aspirasi umat kepada pemerintah dan menyebarluaskan kebijakan pemerintah kepada umat.

6.       Wahana silaturrahmi yang dapat menumbuhkan rasa persaudaraan dan kekeluargaan.


Proses Terbentuknya Lembaga Agama


Lembaga agama terbentuk karena persetujuan /kesadaran diantara orang-orang yang beragama merasakan perlunya menjaga keutuhan agama dalam kaidah dan keyakinannya agar semakin mempermudahkan orang beragama dalam kehidupan iman yang dipercayainya.




Konflik Agama


Pengertian konflik


Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.


Jadi, konflik agama dapat diartikan sebagai berikut :

Konflik agama adalah suatu pertikaian antar agama baik antar sesama agama itu sendiri, maupun antar agama satu dengan agama lainnya.

Contoh konflik agama

a.      Tahun 1996, 5 gereja dibakar oleh 10,000 massa di Situbondo karena adanya konflik yang disebabkan oleh kesalahpahaman.

b.      Adanya bentrok di kampus Sekolah Tinggi Theologi Injil Arastamar (SETIA) dengan masyarakat setempat hanya karena kesalahpahaman akibat kecurigaan masyarakat setempat terhadap salah seorang mahasiswa SETIA yang dituduh mencuri, dan ketika telah diusut Polisi tidak ditemukan bukti apapun. Ditambah lagi adanya preman provokator yang melempari masjid dan masuk ke asrama putri kampus tersebut. Dan bisa ditebak, akhirnya meluas ke arah agama, ujung-ujungnya pemaksaan penutupan kampus tersebut oleh masyarakat sekitar secara anarkis.

c.       Perbedaan pendapat antar kelompok – kelompok Islam seperti FPI (Front Pembela Islam) dan Muhammadiyah.

d.      Perbedaan penetapan tanggal hari Idul Fitri, karena perbedaan cara pandang masing – masing umat









Sumber:


0 comments :

Post a Comment